Sabtu, 28 November 2015

Damn! I miss you.

Aku menulis ini dengan mata sembab.
Ku seka lagi sisa-sisa air mata yang membsahi pipi ku.
Kamu, taukah..
Ada banyak hari yang ku gunakan untuk merindukan mu.
mengais-ngais masa lalu kita yang begitu manis.
Sumpah demi Tuhan, Aku merindukan mu.
Aku merindukan masa lalu kita ; Masa dimana kamu dan aku masih saling mencintai.
Masa dimana kebahagiaan ku selalu kamu jadikan tujuan utama di setiap hal yang kamu lakukan. Masa dimana pelukku masih jadi rumah yang kau tuju untu dapatkan bahagia.
Rasanya aneh. Kamu yang dulu selalu jadi penyebab utama atas tawa dan bahagia ku, kini jadi satu-satunya penyebab Tangis pedih ku.
Sayang, aku kesakitan ditinggal kamu.
Aku nyaris sekarat karena merindukan mu.
Bisakah kamu pulang, menjadi obat penawar atas semua rasa sakit ku ini.?

Ya, Aku ini memang gadis bodoh yang hoby nya menangis, menulis, bermimpi, Lalu tak tau lagi apa yang harus aku lakukan  saat hati ku sedang berantakan seperti ini.
Salahkan saja, Aku yang masih menangisi mu,
Salahkan saja ke mahatololan ku yang masih sajaberharap kamu akan kembali pada ku, Padahal sudah jelas bahwa aku bukan lagi tujuan mu.
Aku tau, kamu tak akan tau dan tidak akan pernah tau betapa aku mencintai kamu, Betapa aku tersiksa ditinggalkan kamu.
Kamu tidak akan pernah tau rasanya menjadi orang yang selalu menunggu.
Kamu tidak akan tau seperti apa rasanya mematung di depan ponsel berharap ponsel itu berdering dan memunculkan nama orang yang sangat kamu rindukan.
Kamu tidak tau betapa sakit nya ditinggalkan .

Kamu, pergi justru disaat aku berharap mimpi-mimpi kita menjadi nyata.
Kamu pergi justru disaat aku benar-benar jatuh cinta pada mu.
Bisa kamu bayangkan bagimana rasanya menjadi gadis yang tidak tau apa-apa lalu ditinggalkan begitu saja dalam keadaan sedang cinta-cinta nya?
Bisa kamu bayangkan betapa perih nya ada di posisi itu, Sayang?
Tentu tidak. Karena Kamu, dan Hati beku mu tidak akan pernah bisa mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar